BUTON TENGAH, SEKILASINDO.COM – Diperkirakan puncak musim kemarau untuk tahun ini akan lama dibanding dengan tahun sebelumnya. Untuk wilayah Sulawesi Tenggara dan sekitarnya, khususnya Buton Tengah sampai saat ini belum ada data resmi sampai kapan puncak kemarau akan berlangsung.
Tentunya, dampak kemarau akan membawa masalah lain, diantaranya tentang kebakaran hutan dan lahan.
Olehnya itu sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (KARHUTLA) di Buton Tengah, pihak Danramil 1413-10 Gu dan Polsek Lakudo bersama Pemda dan unsur Muspika menggelar apel simulasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Buton Tengah (Buteng).
Apel siaga itu dimulai sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita, di depan gedung Az-Zahra yang dianggap ideal karena masih memiliki sedikit hutan jati dan jenis hutan habitus perdu dan semak yakni komba-komba (Choromolaena Odorata).
Dalam giat tersebut dihadiri Kapten Inf Usman Danramil 1413-10 Gu, Akp Abdul Halim Kaonga, SH, (Kapolsek Lakudo), Iptu Marsudi (Waka Polsek Lakudo), Muh. Safrulan (Kabid Damkar Buton Tengah), Zaali (Lurah Lakudo) dan Amina, SE (Lurah Gu Timur).
Camat Lakudo, Drs. Usman, yang mengambil komando Apel kesiapan penanggulangan tersebut mengatakan tujuan apel siaga sebagai bentuk kewaspadaan serta latihan gabungan dalam rangka mencegah kejadian kebakaran hutan dan lahan, khususnya Buteng.
Selain itu, kegiatan penanggulan dapat memupuk sinergisitas seluruh komponen pemerintah, masyarakat dan pihak terkait dalam melakukan program penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
“kegiatan ini sebagai bentuk kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau. Selain itu tentu di harapkan sinergi seluruh stakeholder bisa di bangun,”ucap Usman saat akan memulai kegiatan, Jum’at (23/08/2019).
Untuk itu, tambah Usman, yang menjadi fokus dalam apel siaga yang di gelar adalah dengan mengetahui dan mencari penyebab kebakaran lahan.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kapolsek Lakudo, Akp Halim Kaonga, SH usai mengikuti apel tersebut. Menurutnya, laju kebakan hutan dan lahan secara umum disebabkan pembukaan lahan dengan cara dibakar oleh masyarakat di sekitar hutan ataupun dari faktor alam sendiri jika musim keringnya ekstrem.
Menurutnya Banyak pihak tidak menempatkan diri sebagai solusi melainkan justru menjadi bagian dari masalah, sehingga makin memperumit masalah yang di hadapi apalagi persoalan hutan dan lahan.
“pendekatan terhadap masyarakat harus utama. Apalagi mereka yang ada di sekitar area hutan harus di lakukan.Untuk itu penanganan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan harus dilakukan secara sinergi oleh semua pihak, sebagaimana Inpres Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan,” terangnya.
Arwin Al Butuny