BULUKUMBA, SEKILASINDO.COM – Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS) kembali berkumpul bersama dan berdiskusi untuk membahas usaha tani di salah satu rumah Ismail Tismin yang beralamat di Dusun Sampeang, Desa Bontoharu, Kecamatan Rilauale, Kabupaten Bulukumba, Kamis (15/8/2019).
Ada dua hal penting yang menjadi pembahasan yakni tentang usaha tani kedepannya dan selanjutnya tentang eksperimen yang pernah dilakukan oleh Ismail Tismin yaitu pembuatan minyak kelapa murni (VCO).
Berawal dari Alung asal Cina yang kemudian menetap di Bogor yang berprofesi sebagai pengusaha. Pada tahun 2017 lalu, Alung datang di Balai Pendidikan Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS) untuk berbagi pengetahuan tentang praktek pembuatan minyak kelapa murni (VCO) yang menggunakan ragi tempe.
Seiring berjalannya waktu, Ismail Tismin melakukan praktek seorang diri. Tetapi yang namanya pemula, itu tidak membuahkan hasil yang maksimal. Sekitar 2-3 kali melakukan praktek namun belum maksimal.
Sehingga, Ismail Tasmin tak pernah putus semangat dan semakin terdorong untuk melakukan percobaan. Dengan penuh semangat yang tinggi dan ilmu yang di dapatkannya tentang VCO tidak berhenti. Terus melakukan percobaan (eksperimen) itu.
Atas percobaan yang ia lakukan itu berhasil dengan maksimal dalam pembuatan minyak kelapa murni (VCO). Dan ini sudah dilakukan secara rutin dan terus-menerus.
“Syukur alhamdulillah, sejak saat percobaan (eksperimen) itu berhasil sampai hari ini. istriku tidak membeli lagi minyak yang di produksi oleh perusahaan. Untuk kebutuhan dapur, handbody, minyak rambut, dan termasuk juga sebagai kecantikan dan ini juga untuk mengurangi pengeluaran dalam rumah tangga,” kata Ismail Tismin pegiat pertanian alami.
Dalam perkembangannya, hasil percobaan (eksperimen) itu di sebutnya dengan Mikroorganisme Mi’nyoleng dan diambil dari nama sungai yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Mikroorganisme Mi’nyoleng berfungsi untuk memisahkan antara air dan santan kelapa yang kemudian menghasilkan minyak kelapa murni secara maksimal. Lanjut dari pada itu, ketika mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar magang di Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS).
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar datang di rumah Ismail Tismin untuk belajar tentang cara pembuatan Mikroorganisme Mi’nyoleng sebagai pengganti ragi tempe untuk pembutan minyak kelapa murni (VCO).
Diketahui, menurut informasi terakhir bahwa hasil praktek itu sudah dipresentasikan di kampus mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang pernah magang di KSPS. Jika ingin belajar banyak silahkan datang langsung ke rumah Ismail Tismin untuk mempelajari lebih lanjut.
Penulis: Andi Alfian