JAYAPURA, SEKILASINDO.COM – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) Papua, Yerri Basri Mak, mengaku, sebagai bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.
Begitulah bunyi pernyataan populer yang biasanya dikumandangkan. Dan jelas sudah tidak asing di telinga anak Bangsa di Nusantara Indonesia ini.
Mengisi kemerdekaan yang sudah ada sejak 74 tahun silam, yaitu dengan pembangunan bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat itu sendiri sesuai ketentuan bunyi alinea ke-2 dan ke-4 Pembukaan (Preambule) UUD 1945, maka semua warga negara Indonesia wajib mengisinya dengan berkarya nyata di segala bidang.
Menurut Yerri, salah satu wujud kepedulian, dan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada jerih payah serta perjuangan yang mengorbankan nyawa, darah dan air mata serta keringat para pahlawan kemerdekaan.
Selain bendera yang wajib dipasang di depan rumah sekolah dan kantor, kata Yerri, juga melakukan upacara resmi, dan juga dengan memasang iklan-iklan ucapan selamat di media masa juga perlu sekali untuk dilakukan.
“Khususnya SKPD atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), wajib menyediakan dan mengalokasikan anggaran tersendiri untuk kegiatan Publikasi dan Dokumentasi,” tegasnya.
Yerri menambahkan, terutama untuk momentum paling bersejarah dari semua hari-hari peringatan nasional yang ada di Indonesia, Dirgahayu atau Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), hal ini menjadi hari khusus yang harus semua pihak hormati dan menghargai bersama.
Sebagai bentuk penghormatan serta penghargaan, khususnya untuk para pemangku kepentingan yang ada atau pejabat daerah di Papua, seperti pimpinan OPD, seharusnya ikut punya andil memasang iklan ‘Ucapan Selamat HUT RI’ mewakili instansi pemerintah yang dipimpinnya sendiri, bukan hanya Kepala Daerah.
“Saya tidak sedang berbicara hari-hari, dan juga peringatan nasional yang lain. yang menjadi fokus saya pribadi dan kami di LSM WGAB, yakni hari paling bersejarah bangsa dan negara ini. Yaitu hari peringatan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” terangnya.
“Percuma kita bilang kita orang Indonesia, apalagi bagi seorang pejabat pimpinan instansi atau OPD yang adalah Abdi Negara dan Publik Figur, namun jarang sekali kasih ada ucapan selamat melalui media masa yang ada,” ungkap Yerri.
Secara tegas Yerri berpendapat, kalau memang karena alasan atau faktor ketidak-siapan dan ketidak-tersedianya anggaran buat mendukung kegiatan publikasi dan dokumentasi, maka hal ini seharusnya menjadi tolok ukur untuk disiapkan bagi HUT 17 agustus di tahun-tahun berikutnya.
Pernyataan tersebut, ia lontarkan, menyikapi beberapa pemberitaan media ini, tentang beberapa oknum pejabat pimpinan OPD yang belum bersedia memasang iklan ucapan selamat HUT RI Ke-74, pada 17-Agustus-2019 yang diketahui tinggal beberapa hari lagi.
Apakah benar demikian, bahwasanya dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran alias DPA memang tidak tertera item untuk mendukung publikasi dan dokumentasi bagi peringatan kemerdekaan NKRI, pimpinan LSM WGAB juga bertanya-tanya tentang itu.
“Jika ada dalih bahwa dalam DPA OPD tidak tersedia Pos Dana buat pasang iklan hari besar kenegaraan, apalagi untuk peringatan hari kemerdekaan yang menjadi puncak bangsa ini ada sampai sekarang, bukti dari isi DPA yang tak menyebutkan bisa pasang iklan HUT RI itu, silahkan ditunjukan saja ke Kami Lsm wgab dan awak media,” jelasnya.
Lanjutnya, Yerri, sampaikan jika oknum kepala OPD-nya mau terbuka dan jujur untuk memperlihatkan DPA itu kepada wartawan. Kalau hanya bilang tak ada Pos Dana buat bikin ucapan selamat Dirgahayu RI di media lalu tak menunjukkan bukti DPA-nya, siapa pun bisa ragu.
“Bisa saja dalam isi DPA kantor OPD itu ada, tapi oknum pejabat yang bersangkutan saja yang enggan untuk pasang ucapan selamat di media. Baik media cetak, elektronik maupun online. Iya kan?,” tutupnya.
Penulis: RK