TAKALAR, SEKILASINDO.COM – Seorang pria (40), tanpa indentitas menghembuskan nafas terakhirnya setelah sebelumnya dirawat inap selama 55 hari di RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, Senin (29/7/2019)
Diketahui dari pihak rumah sakit, sebelum ajal, pria tersebut menderita tuberculosis (TBC).
Laporan yang diterima, pria tersebut juga tidak memiliki sanak keluarga di Kabupaten Takalar.
Hal itu berdasarkan surat yang dikeluarkan Dinas Sosial Nomor:045/357/DSPMD Tanggal 31 Juli 2019 terkait laporan mayat pria terlantar dan surat keterangan kematian yang dikeluarkan pihak rumah sakit dengan Nomor:067/445/SKM/RSUD-HPDN/VII/2019 serta Analisa dari Dokter bahwa korban meninggal dunia akibat sakit.
Sejumlah warga Desa Tonasa bersama dengan imam desa terlihat ikhlas dan kompak dalam menguburkan jenazah pria tersebut, Jum’at (2/8/19).
Mayat pria itu dimakamkan oleh warga desa Tonasa di Pemakaman Dusun Pa’rasangan beru Desa Tonasa, Kecamatan Sanrobone.
Informasi yang berhasil dihimpun, melalui sopir jenazah, yang sering disapa Daeng Bani, ini angkat bicara.
“Saya mengantar mayat terlantar menuju pemakaman Desa Tonasa, lantaran saya sudah keliling selama dua hari mencari tempat pemakamam diantaranya di Palleko, Bontolangkasa namun sama sekali tidak diberikan ijin dengan alasan penuh,” ungkapnya.
Alhasil dari pencahariaanya, Daeng Bani, diberi ijin oleh Imam Desa Tonasa, Sulaiman Daeng Tayang.
Dia merasa bersyukur karena setelah keliling ke sejumlah TPU yang berada di Takalar akhirnya membuahkan hasil.
Dia juga mengaku beruntung karena diberi ijin sama pak Imam Desa Tonasa, yang menerima mayat tersebut dan mengantar ke pemakamam hingga proses pemakamam selesai.
“Jujur saya sangat berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada pak Imam Desa Tonasa. Semoga kebaikan beliau senantiasa dibalas dengan kebaikan,” tuturnya.
Seperti yang dijelaskan oleh Sulaiman Daeng Tayang, Daeng Bani, sebelumnya telah menginformasikan bahwa sulit mencari tempat pemakaman yang diperuntukan jenazah pria tanpa identitas ini.
“Saya langsung tanggapi dan secepatnya untuk dimakamkan, karena sudah empat hari di rumah sakit,” Pak Imam.
Dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar sekiranya jika merasa kehilangan keluarga secepatnya menghubungi pihak berwajib atau langsung datang di pemakamam Desa Tonasa.
“Karena dalam hal ini di mana kami kita sudah bekerjasama dengan Polres Takalar dan pihak rumah sakit,” tegasnya.
Penulis: Suherman, S.Pd