LEBAK, SEKILASINDO. COM- Kondisi cuaca yang tidak menentu ditambah anjloknya harga ikan hasil tangkapan (ikan lisong) disertai mahalnya Bahan Bakar Non Subsidi membuat nelayan di Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, pendapatannya menurun.
Sehingga nelayan sangat membutuhkan Bahan Bakar Subsidi (BBS) jenis Premium di sediakan di wilayah tersebut, Sabtu (27/07/2019)
Rudi, seorang nelayan Binuangeun memaparkan, banyak nelayan seperti dirinya yang saat saat ini mengeluh lantaran dilanda paceklik.
Dikatakan Rudi, dirinya yang merupakan nelayan dengan perahu kincang, yaitu perahu dengan mesin tempel, sulit melawan cuaca seperti sekarang dan kemampuan perahu kincang dalam melaut pun tidak begitu jauh.
“Saya nelayan kecil, cuma punya perahu kincang dengan menggunakan mesin tempel yang bahan bakarnya pertalite (nonsubsidi), perahu saya itu sekali kelaut mengeluarkan biaya keseluruhan sebesar Rp 300.000-, itu untuk jarak dekat tiga mil sampai empat mil saja dan untuk tiga orang nelayan,” kata Rudi
Menurut Rudi, Ikan hasil tangkapannya dijual ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang dikelola oleh Koperasi Mina Muara Sejahtera dan dipotong 5%, yaitu; 2,5% Untuk Koperasi, 1% untuk Dankik (Dana Peceklik) dan akan dikembalikan ke nelayan sebelum Idul Fitri, 1% untuk tabungan nelayan dan akan dikembalikan sebelum Idul Adha, 0,5% untuk Dansos (Dana Sosial).
“Sekarang ini lagi musim ikan lisong dan harganya murah, tidak seperti ikan lainnya,” tambah Rudi.
Dirinya berharap ikan hasil tangkapan nelayan dibeli dengan harga lebih dari biasanya, juga kepada pemerintah agar nelayan bisa membeli bahan bakar premium (subsidi).
“Karena ditempat kami tidak ada (premium), Kami juga berharap agar kami diberi bantuan seperti kapal berikut perlengkapannya. Soalnya kami belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah,” harapnya.
Sementara itu, Wading Riana, Ketua Koperasi Mina Muara Sejahtera, mengatakan bahwa untuk semua anggota Koperasi Mina Muara Sejahtera yang sudah lama dan aktif, semuanya sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Kecuali anggota yang masih baru apalagi yang tidak aktif itu belum mendapatkan bantuan. Kami tidak bisa mengakomodir semua nelayan, karena program dari pemerintah itu tidak seperti membalikan telapak tangan,” jelasnya. Sabtu (27/07/19).
**(Usep)