Daerah

Keberadaan Tambang Rajuk, Rugikan Dinas PU Pangkalpinang

×

Keberadaan Tambang Rajuk, Rugikan Dinas PU Pangkalpinang

Sebarkan artikel ini
Lokasi Tambang rajuk yang beroperasi daerah normalisasi.

PANGKALPINANG, SEKILASINDO. COM- Beraktivitasnya Tambang Rajuk di sungai rangkui, perbatasan Kelurahan Rejosari dan Pasir Putih sangat merugikan pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pangkalpinang.

Pasalnya pada saat proyek swakelola pekerjaan normalisasi hilir berjalan pengusaha tambang juga melakukan aktivitas, sehingga kami dari Dinas PU merasa dirugikan.

Click Here

“Kami mengerjakan normalisasi itu, sesuai dengan program Dinas PU dan proyek itu bukan proyek Mubazir tetapi akan bermanfaat kepada masyarakat, ” Ungkap Kadis PU Pangkalpinang, Suparlan.

Suparlan kembali menegaskan bahwa keberadaan Tambang Rajuk yang berada dilokasi normalisasi itu bukan proyek Mubazir, “kalau ada yang menyebutkan pekerjaan normalisasi hilir Sungai Rangkui perbatasan Kelurahan Rejosari dan Pasir Putih terkesan mubazir, itu keliru, “Kami sudah tau siapa yang bermain disana,” akunya Suparlan, Selasa (18/06/19)

Menurut Suparlan yang namanya pekerjaan swakelola, seperti pengerukan di Parit Lalang, Sumberjo, Gabek, Kacang Pedang, Gandaria maupun di Tua Tunu pemasangan bandar semuanya termasuk normalisasi dan itu bagian dari swakelola kegiatan tersebut.

“Kami menggunakan alat berat dengan melakukan pembayaran hanya BBM, Operator serta sewa ponton,” . Selain itu Suparlan juga mengakui dirinya bahwa dia telah memasang papan proyek di lokasi pekerjaan tersebut.

Kalau ada warga yang menyampaikan, proyek itu tak memiliki papan proyek saya yakin mereka tidak melihatnya karena tidak mungkinlah semua lokasi kami pasang papan proyek, ujar Parlan

“Kami sebenarnya dari pihak PU sendiri kurang pas jika dikatakan melakukan pekerjaan proyek yang sia sia. Jikapun pihak PU sendiri tidak membelikan alat berat, berapa Miliar dana yang harus dikeluarkan untuk proyek tersebut yang dikerjakan sepanjang tahun,” ungkapnya

Salah satu contoh, kata Parlan, pekerjaan normalisasi yang ada di Pasar ikan menghabiskan dana 500 juta sedangkan kita yang dikerjakan bertahun tahun hanya menghabiskan BBM cuma 400 juta.

Jika tidak dibelikan alat berat dan ini dijadikan proyek tiap tahun, hanya itu-itu saja yang dikerjakan” ngeruk ngeruk la gawe a, dak de gik gawe laen, bermiliar miliar dak cukup-cukup duit dan sekarang agak irit, “pungkas Parlan

Sekali lagi dikatakan Parlan, seharusnya jangan hanya pekerjaan swakelola saja yang disorot, semestinya tambang juga harus disinggung dikarenakan telah mengganggu aktivitas pekerjaan tersebut. (Ds.budi)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d