LEBAK, SEKILASINDO.COM – Daerah Irigasi Cilangkahan II yang berlokasi di Desa Cilangkahan Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak menjadi tumpuan warga (para petani) yang memiliki area sawah di lokasi tersebut, pasalnya sawah mereka merupakan sawah irigasi yang bergantung pada irigasi.
Al Aldhlisa, salah satu Aktivis Cilangkahan, mengutarakan kekesalan dirinya terhadap kondisi saluran irigasi Cilangkahan II yang menurutnya sudah lama menjadi polemik dan hingga saat ini tak kunjung di benahi.
Menurutnya, Jika dilihat dari elevasi struktur belum memenuhi syarat sebuah irigasi namun lebih cenderung selokan atau pembuangan air.
“Ketika banjir atau hujan baru bisa dialiri air tapi ketika kemarau malah sebaliknya. Buktinya tidak dapat digunakan sebagaimana pemanfaatan untuk lahan pertanian,” ucapnya.
Dia juga beranggapan jika pada musim kemarau seperti sekarang, biasanya para petani mengandalkan mesin pompa penyedot air agar bisa mengairi sawahnya.
“Kalau sekarang tidak tahu. Airnya juga benar-benar kering,” kesalnya.
Beberapa warga menuturkan, Jumat (13/6/2019) bahwa saat ini sawahnya terkendala dan terancam gagal tanam.
Andi (42), warga Desa Cilangkahan, menurutnya sawah miliknya kekeringan akibat saluran irigasi yang mandet urug sehingga tidak bisa mengairi sawahnya.
Dirinya berharap agar pihak terkait segera meninjau saluran irigasi dan membenahinya.
“Kalau kemarin mah bisa nyawah karena musim hujan bukan air dari irigasi, sedangkan sawah kami ini sawah irigasi, cuma hingga saat ini irigasi tak kunjung di benerin,” kata Andi.
“Pemerintah jangan tinggal diam. Ini sudah menyangkut kehidupan kami sebagai petani,” tambahnya
Hal senada di katakan Mansyur (45), petani asal Desa Cilangkahan bahwa biasanya panen setahun dua sampai tiga kali tapi kali ini setahu sekali akibat irigasi tidak berfungsi.
Ditemui Kepala Desa Cilangkahan, Ripai, dirinya mengaku sering kali mendapat keluhan dari warga terkait irigasi cilangkahan 2 yang tidak berfungsi. Dan tentunya ini sangat merugikan para petani Desa Cilangkahan, mengingat irigasi tersebut mengairi sawah di area Desa Cilangkahan dan penggarap pemilik sawahnya bukan hanya warga Cilangkahan saja.
“Sebetulnya ini sudah lama sekali dan sudah sering warga mengeluh, apalagi saat ini musim kemarau, sawah jadi pada kering. Akhirnya warga (petani) tidak bisa menggarap sawahnya,” kata Ripai.
Dirinya berharap, agar pihak terkait segera melakukan perbaikan atau dibangun kembali irigasi tersebut.
“Saya harap semoga secepatnya di rehab atau dibangun kembali, tapi tetap perawatan harus diutamakan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Daerah Irigasi (DI) Cilangkahan II meliputi beberapa Desa, di Antaranya Desa Cilangkahan, Desa Sukamanah dan Desa Sukaraja.
**(Usep)