JENEPONTO, SEKILASINDO.COM-
Ratusan pemuda yang tergabung dalam Aksi Solidatitas Aktifis Mahasiswa Indonesia melakukan aksi damai didepan Kantor Bupati Jeneponto, Jalan Lanto Daeng Passewang, kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Senin (13/5/2019).
Aksi tersebut melibatkan beberapa organisasi antaranya, HMI, HPMT, Laskar Hasanuddin dan beberapa organisasi Pemuda mahasiswa lainya.
Dalam aksinya, mereka menuntut Bupati Jeneponto Iksan Iskandar untuk memecat dan penjarakan direktur dan bendahara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Passewang.
Mereka menilai dari analisis dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi daerah Jeneponto, maka menganggap penyelenggara pemerintah terkait dengan banyaknya Keluhan masyarakat terkait dengan Pelayanaan Rumah sakit seperti Kuranya tersedian obat Dan pelayanaan yang diduga cenderung korupsi, elit politik dan birokrasi yang diduga lebih mengedepankan pribadi dan kelompok tanpa memikirkan kepentingan masyarakat.
Sehingga para mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam aksi solidaritas aktifis melakukan aksi atas dugaan indikasi korupsi di tahun 2015 senilai 66 Miliar, tahun 2016 senilai 71 Miliar, Tahun 2017 senilai 89 Miliar, dan anggaran tahun 2018 sebesar 80 Miliar yang bersumber dari Dana Alokasi umum (DAU) dengan dana BPJS yang mereka duga kuat danya upaya melawan hukum dan praktek korupsi.
Dari pantauan awak media, pengunjukrasa melakukan aksi bakar ban ditengah Jalan bahkan mereka membawah keranda mayat, depan gedung kantor daerah Jeneponto, sehingga ruas Jalan mengalami kemacetan.
Selain itu, demonstran juga memaksa masuk ke dalam gedung kantor daerah kabupaten Jeneponto tetapi para petugas Satpol-PP yang sedang berjaga menghalau mereka. Sehingga para aktifis terlibat bentrok dengan Satpol-PP Dengan Sigap Aksi Berjalan Kondusip.
Ketua Himpunan Mahasiswa Pelajar Turatea HMPT, Hardiawan DT mengatakan akan tetap malanjutkan aksi tersebut bersama dengan yang lainnya apabila belum ada pihak yang menerimanya pihak pemda Jeneponto yaitu Bupati Jeneponto.
“Yang jelasnya kami akan menunggu sampai malam pun kami akan tetap berada di lokasi untuk kemudian meneriakkan suara kebenaran sampai kemudian ada pihak yang memperjelas dihadapan kami bersama dengan saudara saudara kami yang ada disini,” ujarnya.
Aksi yang mereka lakukan didepan gedung kantor daerah Berlanjut ke kejaksaan Negri Jeneponto untuk mendapatkan kepastian hukum terkait dengan Rumah Sakit Jeneponto.*(Fir)