MAROS, SEKILASINDO.COM – Pelaksanaan kegiatan pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) 2019, dilakukan dalam aula veteriner BBvet Maros.
Merujuk pada keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian, tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar (PPDS) tahun 2019, maka Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP) melaksanakan pemantauan dengan prioritas nasional berupa informasi status dan situasi HPHK.
Dari instansi terkait di antaranya Balai Besar Veteriner Maros, sebagai tuan rumah serta prioritas regional yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi masing masing unit pelaksana teknis karantina pertanian, Senin (25/03/2019).
Sehubungan dengan hal tersebut, UPTKP regional Sulawesi, Maluku dan Papua, ada 15 unit pelaksana teknis karantina pertanian membuat data/informasi temuan HPHK diwilayah kerja BBVet Maros, selama tahun 2018 serta koordinasi dalam pelaksanaan pemantauan prioritas regional.
Kunjungan UPTKP ke BBver Maros, untuk dilaksanakannya pertemuan yang dibuka kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros, Ditjen PKH Kementerian pertanian drH. Sulaxono.
Tujuan kegiatan dari pertemuan karantina ini masih pertemuan bebas, jadi kita menyatukan kegiatan kita untuk pelayanan masyarakat. Mereka punya anggaran juga jadi disatukan saja supaya lebih fokus terutama untuk pengamatan penyakit yang kaitannya dengan ternak dilalulintaskan.
Tujuan akhir kegiatan ada pada tingkat nasional dalam bentuk pernyataan, penyakit hewan di daerah ternak secara nasional.
“Kegiatan ini juga dilakukan pembuatan peta secara bersama, untuk sementara ini pertemuan regional dan nanti membuat peta penyakit hewan diregional yang pada akhirnya disatukan. Pada pertemuan nasional untuk satu penyakit hewan di indonesia bisa diambil patokan pengendalian penyakit datanya dengan lalulintas ternak dan hewan antar pulau dan antar area,” ucap drh. Sulaxono Hadi dikantornya.
Untuk itu kedepannya, kata Sulaxono, tetap tingkatkan kerjasama seperti ini, dalam pelaksanaan pengambilan sampel di lapangan atau pun pengujian di laboratorium. Kebetulan balai besar maros ini kan dipercaya Menteri Pertanian sebagai laboratorium tujuan untuk penyakit preosoloses bortus dan preosoloses melitensis.
“Kita sering melakukan kegiatan kerjasama dalam pengujian laboratorium, maka dari itu sering diminta untuk menjadi tenaga narasumber bagi kawan kawan laboratorium karantina pertanian khususnya karantina hewan,” tutup Sulaxono.(Shanty)