JENEPONTO, SEKILASINDO.COM – Memasuki hari ke tiga pasca banjir bandang di jeneponto Sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal dunia pasca banjir bandang yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Jeneponto.
Meluapnya air sungai mengakibatkan sedikitnya rumah warga yang hanyut terbawa arus. Bangunan tembok yang kokoh pun roboh tersapu air. Akibat dari kejadian tersebut, sejumlah ruas jalan macet total, listrik di beberapa daerah pun padam. Aktifitas warga lumpuh total.
Salah satu warga Desa Sapanang yang berada di Kecamatan Binamu yang terkena dampak paling parah, Sannai Daeng Rate (60) mengatakan, saat kejadian dirinya sedang berada didalam rumah bersama anaknya. Dia mengaku kaget lantaran saat melihat kebelakang, air sudah melompati tanggul yang ada dibelakang rumahnya.
“Pas saya lihat kebelakang rumah air sudah naik, jadi cepat lari bersama anak saya. Saya kasi pindah motor dan tiba-tiba air tambah naik, anak saya lari ke gunung dan saya ikuti dari belakang,” katanya, Kamis (24/1/2019).
Dia mengaku sangat trauma dengan kejadian tersebut, lantaran banjir seperti itu baru kali pertama terjadi di dusunnya. Dia juga berharap Pemerintah bisa secepatnya membantu meringankan beban mereka.
“Tiga tahun lalu pernah juga banjir, tapi tidak separah ini karena ada beberapa rumah yang hanyut hilang entah kemana, termasuk rumah saya. Kami berharap Pemerintah secepatnya bisa membantu. Disini kami masih banyak kekurangan seperti makanan,pakaian dan tidak adanya tempat berteduh,” jelasnya.
Sementara itu hal terkait bencana banjir bandang di jeneponto, yang di ungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jeneponto, Anwaruddin, menyebut ada 10 korban jiwa di 3 Kecamatan di Jeneponto.
Korban yang meninggal dunia tersebut, berasal dari Kecamatan Binamu, Desa Sapanang 7 orang meninggal, Kecamatan Turatea, Desa Jombe sebanyak 2 orang, Kecamatan Rumbia, sebanyak 1 orang. Data tersebut berdasarkan data sementara.
“Untuk data sementara dilaporkan itu sebanyak 10 korban yang dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.
Diketahui, tujuh korban yang dinyatakan meninggal dari hasil laporan sementara yakni, di Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, adalah, Uca (70) warga Sapiri, Iji (40), warga Sapanang, Risa (75), warga Sapanang, Rifal (20), warga Sapanang, Jumali (40), warga Sapanang, Shaka (2,5), warga Sapanang, Manjang Dg Timung, warga Sapanang. Dua Korban di Kecamatan Turatea, adalah, Abdul Patta, warga Jombe, Sania, warga Jombe.1 korban di Kecamatan Rumbia, adalah, Mandrong.
Selain korban meninggal, terdapat juga korban yang hilang, ia katakan, bahwa ini bisa saja korban bertambah lantaran masih terdapat korban yang dinyatakan hilang. Dari jumlah korban hilang diperkirakan bisa mencapai ratusan orang.
Selain itu, tim terpadu terbentuk yang berasal dari BPBD Jeneponto. Berasal dari Dinas Sosial, Basarnas, Kodim 1425 Jeneponto, Polres Jeneponto, bantuan Porsenil 726, Dan tim relawan lainya.*(fir).