MALUKU, SEKILAS INDONESIA – Aktifitas gunung ibu yang terletak di lokasi administrasi Kecamatan Tabaru, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara dikabarkan statusnya kian meningkat di level IV dengan status awas.
Tingkat erupsi yang meningkat dari tipe freatik menjadi magmatic sehingga terus menyemburkan asap dan debu vulkanik. Dampaknya, masyarakat yang bermukim di sekitar kaki gunung terpaksa harus diungsikan. Namun, hal ini bukanlah kejadian yang sesungguhnya, melainkan rangkaian scenario yang digelar oleh PMI dalam Simulasi Logistic serta Posko dalam tanggap darurat bencana untuk regional Maluku dan Papua yang dipusatkan di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara.
“ ini merupakan rangkaian scenario kagiatan dalam kegiatan penyegaran dan simulasi logistic dan posko yang kita laksanakan. Sebelumnya, para peserta diajak memainkan sebuah skenario pergerakan melalui media Tectical Floor Game (TFG)” ungkap penyelenggara kegiatan, Ilham Huznul, kamis (20/12).
Hal ini bertujuan untuk mengetahui alur mobilisasi pergerakan dan untuk memastikan rencana operasi dapat dilaksakan sesuai dengan yang direncanakan. Termasuk dalam upaya mengatasi kendala-kendala yang kemungkinan terjadi di lapangan, perorangan maupun kelompok baik teknis maupun taktis. Setelah itu tahapan selanjutnya diadakan breafing peserta akan digambarkan batas-batasan simulasi, peran dan norma para peserta.
Ilham menerangkan, memasuki tahapan selanjutnya para peserta memasuki medan operasi melalui gladi lapangan yang mencerminkan kondisisebenarnya yang meliputi alur koordinasi personil relawan.
“Aktifasi Posko tanggap darurat (TDB) mulai dilakukan, para relawan yang ditugaskan memberikan penanganan awal melalui assessment cepat, membuat rencana operasi dan memulai berbagai pelayanan” sambung ilham.
“Melalui gladi dan simulasi ini nantinya akan kelihatan peran dan fungsi masing-masing baik logistic maupun posko dalam tanggap darurat bencana” lanjut Ilham.
Diakuinya, peran logistic dan posko menjadi ujung tombak tercapainya pelayanan PMI dalam penanganan bencana dilapangan. Targetnya penanganan bencana yang dilaksanakan dapat cepat, tepat sasaran dan terkoordinasi dengan baik.
Genius Gerad, salah satu peserta dari Papua menuturkan dirinya merasa senang bisa terpilih mengikuti kegiatan seperti ini. Diakuinya, hal ini bisa menjadikan gambaran sebenarnya ketika terjadi bencana khususnya di daerah Papua dengan potensi resiko bencana yang ada di wilayahnya.
“kami berharap kegiatan ini bisa berkesinambungan untuk menignkatkan kapasitas sumberdaya PMI khususnya diwilayah regional timur Papua dalam rangka kesiapan relawan dalam sektor manajemen logistic dan posko pada saat tanggap darurat” kata Genius.
Hal senada juga diungkapkan Rasdiana Ikhsan, peserta dari Halmahera Selatan. Ia mengungkapkan ini pengalaman pertamanya ketika menjadi petugas logistic dalam kegiatan ini. “kita bisa mengetahui management pergudangan dan mobilisasi barang bantuan pergudangan seperti penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan pengeluaran barang serta laporannya”. Dia berharap setelah diadakannya kegiatan ini adanya kegiatan yang berkelanjutan untuk disebarkan krpada para relawan lainnya di Halmahera selatan.( Arthur )