TAKALAR, SEKILASINDO.COM– Seorang nenek di lingkungan Bontokassi, Kelurahan Panranuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Hatija Daeng Mami (70) tinggal sendiri di rumah gubuk reok yang berukuran 3 x 5 meter.
Saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (30/10/2018) Hatija Daeng Mami yang berusia senja ini hanya mengenakan baju dan sarung robek. Ia mengaku jarang dikunjungi atau diperhatikan oleh pemerintah lingkungan dan kelurahan, terlebih dari Kecamatan.
Nenek Hatija Daeng Mami menceritakan tentang kehidupan keluarganya yang dibangunnya sejak tahun 70 an. Suaminya bernama Daeng Kacang meninggal dunia puluhan tahun lalu.
Untuk bertahan hidup, Hatija Daeng Mami hanya berharap bantuan dari tetangga. Jika tidak diberikan, Hatija Daeng Mami kadang tidak makan.
“Biasa saya tidak makan seharian kalau tidak ada yang memberi saya makan. Air dan listrik diberikan oleh tetangga,” katanya dengan menggunakan bahasa Makassar
Meski sering Sakit-sakitan dan beraktivitas dengan sekuat tenaganya atau bergerak dengan semampunya, Hatija Daeng Mami tidak pernah meninggalkan Shalat lima waktunya.
Sejak puluhan tahun tinggal sendiri, Hatija Daeng Mami mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten Takalar berupa beras miskin.
“Tidak pernah nak Kepala Lingkungan ke rumah saya, apalagi Pak Lurah, di Bontokassi ini Rata-rata orang yang mampu dikasi bantuan, Seperti bantuan ayam Belum lama ini dari Kementrian Pertanian saya juga tidak dapat,”ucap Nenek Hatija. (Ady Emba)