TAKALAR, SEKILASINDO.COM – Saat warga miskin mendapatkan Bantuan Beras Sejahtera (Rastra) dan bantuan jenis lainnya, Nenek Hatija Daeng Mami (75) berada di rumah kecilnya yang dibangun dari hasil gotong royong warga tidak bisa berbuat Apa-apa dengan keterbatasan fisiknya.
Perempuan tua sebatang kara asal Kelurahan Ballo ini hanya bisa pasrah. Warga tidak terima dan ingin menanyakan ke Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini Bupati Takalar, Syamsari Kitta.
Nenek Hatija Daeng Mami tinggal di sebuah rumah tanpa kasur di Kelurahan Panranuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara (Polut), Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Ukuran rumahnya 3×5 meter. Hanya ada dapur dan tempat tidur. Rumah kecil itu pas dibelakang SDN No. 42 Pangembang.
Sehari-hari, nenek yang ditinggal mati suami 5 tahun lalu itu mencari kesibukan dengan mengumpulkan kayu bakar. Untuk makan, ia lebih sering mengandalkan uluran tangan warga. Kompensasinya, ia membersihkan rumah warga. Tapi kadang warga tidak tega, hanya memberikan makanan tanpa kompensasi apapun.
Nenek Hatija tak bisa Kemana-mana karena sakit sering sakit pinggang. Padahal, ia sangat berharap ada bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Takalar,” Tidak pernah saya dapat bantuan, sembako berupa beras saja tidak pernah dikasi oleh pemerintah,”ucap Nenek Hatija.
Menurut tetangga Nenek Hatija Daeng Mami,”Kadang sering bantu-bantu, kalau makan saya berikan sayur saja. Sedangkan nasi biasanya Nenek Hatija masak sendiri,” kata Sahriani Daeng Tame kepada wartawan, Selasa (38/10/2018).
Warga mempertanyakan bagaimana survei dilakukan sehingga Nenek Hatija Daeng Tame tidak dapat bantuan. Selain Nenek Hatija, menurut Sahriani Daeng Tame, ada Rosmawati Daeng Sugi yang layak menerima bantuan berupa Rastra namun tak pernah dapat dari Pemda Takalar. (Ady Emba)