Opini

Intelektual Progresif VS Intelektual Mekanik

×

Intelektual Progresif VS Intelektual Mekanik

Sebarkan artikel ini

Penulis : Fauzi Hadi                 (Akademisi dan Penggiat Anti Korupsi UIN Alauddin Makassar)

OPINI, SEKILAS INDONESIA- Kata Intelektual, apakah yang pertama terbayang difikiran kita? Dalam kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) Intelektual berarti cerdas, berakal, berpikiran jernih yang berdasar pada ilmu pengetahuan. Hematnya, seseorang yang memiliki kecerdasaan yang tinggi, totalitas dan kesadaran yang terkait pemikiran dan pemahaman yang sesuai bidang keilmuannya. Namun muncul pertayaan siapakah yang sering diidentikkan sebagai kaum Intelektual itu?.

Click Here

Mereka lah para pemuda yang tidak hanya vocal di ruang-ruang kelas meneriakkan segala kebuntuan bangsa ini, melainkan mereka yang aktif sebagai agen perubahan. Menjadi aktor di tengah-tengah realitas sosial mereka lah intelektual progresif. Berbeda halnya dengan mereka yang hanya mampu berwacana di ruang kelas, fokus dengan akademiknya, penampilan yang selalu kece, namun tidak peka dengan lingkungan sekitarnya. Terutama dalam menjawab masalah bangsa ini. Mereka lah Intelektual mekanik.

Dunia akademik menjadi pasaran yang laris di era kekinian. Banyak mereka yang “terpaksa” melanjutkan studinya, hanya untuk mendapatkan status Mahasiswa. Tapi banyak juga diantara mereka yang serius melanjutkan studinya demi mendapatkan selembar kertas yang bertuliskan ijazah. Tuntutan pekerjaan menjadi alasan kuat mereka melanjutkan studi. Realitas sosial telah membentuk opini publik yang mengatakan ijazah SMA “tidak laku” lagi. Hal ini salah satu penyebab orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya hingga tingkat perguruan tinggi. Ada rasa terhormat bagi mereka orang tua yang anaknya menempuh bangku kuliah. Namun yang menjadi kekhawatiran bersama, ketika mereka yang mengaku sebagai mahasiswa tidak dapat meng eksternalisasi dirinya ke dalam realitas sosial.

Tipologi Mahasiswa

Bagi penulis, ada 5 tipologi Mahasiswa yang secara masif terjadi di beberapa universitas. Pertama, mereka yang datang ke kampus layaknya selebritis. Mulai dari sepatu, jeans, kemeja, tas, handphone hingga motor semuanya dari barang yang bermerek dan bergaul hanya dengan mereka yang memiliki penampilan serupa. Kedua, mereka yang hadir di kampus layaknya para predator. Mereka yang hobi menebar pesona kepada semua gadis di kampus. Ketiga, mereka yang datang ke kampus hanya semata-mata mengejar mata kuliah dan mengharapkan IPK yang tinggi sehingga semua jurus dipakai untuk mendekati para dosen. Keempat, mereka yang hadir ke kampus layaknya seorang pejuang kemerdekaan alias aktivis. Dimana organisasi menjadi fokus utama mereka dalam berproses sehingga tujuan utama yakni kuliah terabaikan. Yang terakhir, mereka yang paling disiplin layaknya seorang prajurit TNI, mereka sering di sebut 3 D + 3 K , datang, duduk, diam + kampus, kost, kampung. Dimana kah posisi kalian?.

Mahasiswa Ideal Kekinian

Intelektual progresif Dia lah seorang aktivis akademik sekaligus aktivis lapangan. Berteriak dengan tulisannya, menyuarakan aspirasi rakyat dengan Toa nya. Intelektual Progresif mereka lah yang sukses akademik dan sukses organisasi. Yang menjadi perpanjangan tangan masyarakat dalam menghadapi segala kebijakan pemerintah yang menyulitkan rakyat. Mereka lah yang menyuarakan petisi-petisi atas nama kemanusiaan demi terwudjudnya kesejahteraan yang berimplikasi pada kepentingan rakyat bukan para penguasa.

Oleh karena itu, renungkanlah untuk apa sebenarnya anda melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kalau anda ingin menjadi Intelektual Progresif maka niatkanlah dari sekarang dan tuliskan rencanamu untuk empat tahun kedepan dan lakukanlah se Istiqomah mungkin.

Tetapi, ketika niatmu kuliah hanya ingin menjadi seorang Intelektual Mekanik maka sebaiknya berfikir matang-matang lah karena dampak yang akan terjadi padamu akan terasa bukan pada saat kuliah tetapi setelah engkau selesai kuliah.

So, selamat untuk kalian para Intelektual baru yang telah lulus di universitas dan jurusan andalan kalian. Dan selamat berproses untuk menjadi lebih baik. 

Penulis : Fauzi Hadi                 (Akademisi dan Penggiat Anti Korupsi UIN Alauddin Makassar)

Editor : AR

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d