GOWA, SEKILASINDO.COM- Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Tamarunang yang tepatnya di Perumahan Bukit Tamarunang, Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa diduga tidak pernah difungsikan.
Bangunan milik Pemerintah Kabupaten Gowa itu tidak pernah difungsikan sejak rampung tahun 2011, karena tempatnya yang jauh dari pusat keramaian.
Dimana Anggaran Rumah Pemotongan Hewan itu diketahui sebesar Rp 900 juta yang menggunakan Dana Bantuan Sosial (Bansos) APBN tahun 2011 kini menjadi mubazir.
Selain tidak dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat yang diperuntukan, serta peralatan yang dimilikinya juga sudah dalam kondisi rusak parah, tidak ada pemeliharaan.
Hal ini diungkapkan LSM KOMPAK Indonesia, Ahmad Rana, yang mengatakan jika rumah potong hewan mulai rusak, bahkan sampah dan kotoran ternak beterbaran di seputaran pos penjagaan pintu masuk.
Rumput ilalang juga memenuhi bahkan satu bak penampungan air di rumah potong hewan yang disekat seperti kolam ikan sudah retak-retak.
“Bangunan milik pemerintah yang dibangun beberapa tahun lalu terkesan mubazir, karena tidak pernah dimanfaatkan,” ujarnya.
Lanjut ia juga mengatakan banyaknya tempat-tempat pemotongan hewan diluar rumah potong hewan yang ilegal .
“Seharusnya rumah potong hewan ternak wajib melakukan pemotongan hewan ternak dirumah potong hewan yang disetujui dan ditunjuk oleh pemerintah kabupaten,”jelasnya.
Dan berdasarkan peraturan Bupati nomor 10 tahun 2016 tentang penertiban pemotongan hewan ternak diluar rumah potong hewan dan pemasukan daging diwilayahnya Gowa dan lembaran Daerah Kabupaten Gowa nomor 06 Tahun 2014 tentang penertiban pemeliharaan hewan ternak.
Sementara salah satu anggota pemotong sapi wilayah Kecamatan Somba Opu Kab.Gowa dari daftar Rumah Potong Hewan, Abdul Azis, mengaku dirinya bersama sebelas orang lainnya tercatat sebagai anggota kelompok penerima manfaat namun tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan yang pernah berjalan.
“Beberapa bulan belakangan ini sudah tidak ada lagi kegiatan pak. Saya beserta beberapa orang disini adalah anggota kelompok yang tidak dilibatkan. Sekarang peralatan yang ada di dalam atau bangunan itu sudah pada rusak dan keropos,”ungkapnya.
Sejauh ini belum diperoleh keterangan konfirmasi dari pihak yang bertanggung jawab termasuk dari oknum yang disebut-sebut sebagai pegawai dinas perkebunan dan peternakan.
Penulis : Shanty
Editor : Rin